Mengalah keabadian

 Karya: Haryo


Teriak bersahutan

Tak jelas rupanya

Saling adu argumen

Dari prinsip hingga hal-hal sepele

 

Semakin kuat

Semakin buyar sudah

Titik-titik api perkelahian muncul

Perlahan akan mengobar

 

Titik-titik saja yang muncul

Kobaran masih dapat dikendalikan

Namun hanya sebentar saja

Lalu muncul kembali

 

Makin panas kobaran itu tak dapat dikendalikan

Bukan hanya adu argumen terjadi

Bahkan sampai tak tegur sapa

Tak ada kabar dan menghilang

 

Hari demi tahun terus berjalan

Rasa ingin berkabar muncul dalam benak ini

Merasakan sesuatu tak beres dengannya

Mencoba untuk menghubunginya

 

Ternyata benar juga

Dia telah sakit parah

Tinggal menunggu hari keabadiannya

Rasa ingin menemani hari menjelang keabadiannya semakin kuat

 

Mengalah memang jalan

Untuk menghantarkan keabadiannya

Yang tak dapat diperkirakan datangnya

Hanya pertanda yang dapat menjadi jalan jawaban

 

Sungguh sangat disesali waktu yang telah lampau

Hanya miskomunikasi yang terjadi

Prinsip dan tujuan hampir sama

Hanya cara berjalan berbeda

 

Ku temani dia

Ku selalu ada untuk dia

Ku juga meminta maaf atas kesalahan ku dengan dia

Di hari yang tinggal menghitung saja menuju keabadian

 

Dua hari menuju keabadiannya

Akhirnya indah tenang dan tentram

Tak ada kobaran api

Sejuk terasa dengan indahnya pancaran sinar

 

Keesokan harinya

Memang waktunya sudah

Firasat yang mengatakan tinggal beberapa jam saja

Semakin ada untuknya

Tibalah saatnya

Ia menghampiri keabadiannya

Sebelum dijemput berpesanlah ia padaku

Kemudian meminta maaf

 

Dan akhirnya dijemputlah ia menuju keabadian

Keabadian yang sangat abadi

Kesedihan pun tumpah ruah

Segala macam kebutuhan untuk mengantar keabadian telah siap

 

Dengan terpaksa harus merelakan

Meskipun ada rasa sesal yang dahulu terjadi

Namun masih tetap bersyukurlah diri ini

Dapat menemani, meminta maaf dan memberi pesan padaku.

 

Komentar