Karya: Haryo
Gunung nan jauh disana
Kabut menghiasi
Matahari malu-malu
Bergegas membersihkan diri
Sungguh dingin terasa
Air mengguyur tubuh
Tubuh telah bersih
Berpilih-pilih kostum menarik sungguh
Trendi masa kini
Tak lupa tuk sarapan
Agar pagi terus penuh semangat
Awali hari penuh keceriaan
Aroma wangi sudah sedap dihirup
Tatanan rambut telah rapih benar
Bersiap berangkat
Jam tangan selalu menemani
Gigi satu telah menancap
Siap mencari ilmu penuh semangat
Telah tiba waktunya
Pencarian ilmu usai
Roda berputar menuju gudang ilmu
Gudang ilmu milik pemerintah daerah
Mencari suplemen ilmu
Menambah wawasan pengetahuan
Menarik dari jauh terlihat
Ada gadis nan imut lucu
Bersiteru pada penjaga
Penasaran rasa ini
Diamati cukup dekat
Penyebab perseteruan
Ternyata oh ternyata
Hanya buku dongeng rakyat
Lucu memang
Tapi tak lupa tuk ambil HP
Buku lalu di foto
Ku temui gadis nan imut lucu
Sekelompok putih abu-abu
Datang memalak gadis imut lucu
Ku hampirinya
Kemudian pun pergi pemalak itu
Ku tatap mata gadis itu
Pun juga ia menatapku berkaca-kaca
Di taman berisi bunga
Ku ajak gadis itu
Ku belikan minuman ringan untuknya
Memang gadis itu sangat jutek
Perkataannya membakar lidah
Tapi sebenarnya rapuh benar gadis itu
Terlihat sombong di luar
Terlihat menyebalkan memang
Kalau tak sabar sudah ditinggal
Tapi ku tahu hanyala pura-pura
Tuk menutupi masalah besar
Dipikul gadis teramat imut
Beranjak pulang
Gadis itu memanggil
Penuh tanya penasaran
Mengapa memanggil
Ternyata....
Memanggil untuk bertukar no WA
Asik benar bacaan ini
Telepon berdering
Ternyata dering dari gadis imut lucu
Telepon ku angkat
Sontak kaget berkecamuk
Gadis itu mengajak bertemu
Bertemunya
Lalu olehnya diajak ke sebuah cafe
Perbincangan seru
Nan penuh canda tawa
Membahas segala topik
Menghiasi hari masih pagi
Ku ajak ia ke taman nan indah
Bermain canda tawa disana
Gembira rasa ini
Lepas seluruh beban
Lepas pula pikiran
Muda jiwa ini terasa sangat
Matahari mulai tenggelam
Waktunya kembali
Pada kediaman
Sambil menunggu taksi online
Gadis itu memegang perutnya
Seperti ada yang diderita
Aku tahu
Gadis imut lucu menahan sakit
Tetapi gadis itu tegar
Malah dibuatnya bercanda
Dibuatnya terlihat tak sakit
Seperti tidak apa-apa
Taksi telah datang
Membuka pintu taksi
Mulai berjalan ku menjauhi taksi
Tapi
Gadis itu memanggilku lagi
Mengatakan kita belum saling kenal
Memang lupa tuk berkenalan
Tapi tak apalah
Nanti dapat bertemu mengungkapkan
Di tempat yang sama
Tempat pertama
Pertama melihatnya
Sayang disayang
Waktu berkata lain
Tak bisa bertemu kembali dengannya
Hanya chat yang sangat jarang dikatakan
Menghiasi benih-benih ini
Yang tak masuk akal
Tamat sudah pencarian ilmu
Gelar tlah diraih
Wisuda sudah didepan mata
Beranjak dari kota pencarian ilmu
Semakin nyata jelas terlihat
Mencari pundi-pundi
Masih teringat ku akan gadis imut lucu
Ku kabarinya
Telah tamat pencarian ilmu
Juga beranjak dari kota pencarian ilmu
Sedih terdengar gadis itu
Tapi berpura-pura tegar
Sebelum beranjak
Dari kota mencari ilmu
Janjiku bertemu dengannya
Pukul delapan pagi
Tempat pertama melihatnya
Mengungkap nama dirinya dan diriku
Mendadak memang
Gladi wisuda terjadi
Ketika waktu janji telah dibuat
Aku tak bisa meninggalkannya
Maafkan aku
Maafkanlah
Hingga wisuda usai
Esok lusa ku harus beranjak
Dari kota mencari ilmu
Menuju tempat
Mencari pundi-pundi
Yang letaknya sangat jauh
Maafkanlah aku
Aku tak mampu menunaikan janji ini
Gadis imut lucu menggemaskan
Aku bersalah memang
Sangatlah bersalah
Sangat sedih sejadi-jadinya
Satu dekade lewat
Pundi-pundi pun lebih dari cukup
Namun ada yang kurang
Ingat ku ingat
Melewati pantai sanur
Teringat pada gadis nan imut lucu
Mungkin sekarang gadis itu
Sudah menjadi gadis dewasa cantik jelita
Yang mampu menahan terpaan cobaan
Penyakit yang dihadapinya
Kangen sangat ku rasakan
Pernah pula ku ingakari janji dengannya
Tiba long weekend
Kesempatan muncul
Ku temui gadis imut lucu
Ku pesan kapal terbang
Berangkat berlayang di udara
Membayangkan cantiknya gadis itu
Sesampainya
Ku keluarkan ponsel
Ku cari no WA gadis imut
Oh ternyata
Sedih kurasa
Sepertinya tidak dapat dihubungi
Tanpa menyerah lelah pun hilang terasa
Ku cari gadis imut lucu
Ku cari di gudang ilmu milik pemerintah
Di tempat janjian yang pernah ku ingkari
Namun Nihil rasanya
Rasa bersalah hadir menyelimuti
Merenung di bawah pohon rindang
Semikir angin berhembus
Mengapa dulu tak menyempatkan
Untuk menepati janji
Untuk mengungkapkan nama
Bila ku tau saat itu adalah terakhir
Dua hari lewat
Akhirnya menemukan jalan
Jalan posisi gadis itu
Gadis itu tumbuh cantik nan lucu
Tak ada yang berubah
Tak pangling ku melihatnya
Sedih terasa
Ternyata gadis itu lupa wajahku
Tapi....
Ingatan akan janji tak hilang
Katanya masih menunggu kehadiran
Lelaki dewasa olehnya sangat nyaman
Pertemuan dulu
Yang menjadi janji penug ingkar
Bertekad ingin mengetahui nama
Dia dan diriku
Sayang memang
Waktu dan tempat tak mengizikan
Tak ku sia-siakan
Ku ungkap semua
Nama diriku pun dirinya
Kaget memang
Gadis itu mengeluarkan air mata
Kesal terpancar pada wajahnya
Ingatan gadis itu semakin kuat
Setelah ucapan terlontar
Akulah yang dulu berjanji
Selama satu dasawarsa
Telah diingkari semua
Telah membuat menunggu selama itu
Tak ada yang berubah dari gadis itu
Tetap jutek terlihat sombong diluar
Mengesalkan memang
Pura-pura kuat
Semuanya tidak berubah
Hanya rentang waktu yang mengubah
Kesedihan menimpa
Hubungan sudah sampai disini
Gadis itu telah waktunya
Kembali pada yang maha kuasa
Pada hari membahagiakan
Terucap perikatan suci hidup semati
Campur aduk rasa ini
Terdapat penyesalan
Kenapa pertemuan sangat sebentar
Telah terhenti hubungan terjalin
Ketika waktu padi memanen
Petir menggelegar gelap awan muncul
Pun pula sedikit penyesalan
Dulu saat tak bisa bertemu
Tak bisa menepati janji
Tak bisa meluangkan waktu sebentar
Memenangkan keegoisan
Sungguh laki macam apa
Semakin terkoyak
Ku baca serat tulis isi hati gadis itu
Kaget dan sedih bertahap membaca
Gadis itu ternyata menepati janji
Bahkan hampir sembilan tahun lamanya
Menunggu terus menunggu
Kaget amat teramat dalam
Serat tulis indah pada kertas isi hatinya
Tertulis sejak putih biru
Saat gadis itu masih imut lucu
Telah menaruh hati padaku
Tak masuk akal nalar
Cinta memang tak masuk akal
Putih biru dengan maha segala siswa
Memiliki perasaan lebih
Memang saja
Hanya waktu tak tepat
Untuk itu semua
Komentar
Posting Komentar