1
Pagi-pagi Cynthia sudah bersiap menuju Stadion Madya GBK, namun sebelumnya harus ke theater BGR48 sister grup dari idol grup Jepang. Hari ini memang ada event, kata Cynthia ada event pemilihan lagu Sounsekyo Senbatsu.
Cynthia: "Ba, aku berangkat dulu"
Baba: "Iya hati-hati dijalan. Tadi Baba udah hubungi manajer kamu, katanya Baba sama Yang Putri boleh dateng acara Sounsekyo."
Cynthia: (dengan wajah penuh keheranan), "Hah? Serius Ba?
Baba: "Iya serius."
Cynthia: "Makasih yah ba, semoga aku dapat rank."
Baba: "Aamiin, sana gih berangkat, ntar telat."
Cynthia: "Oke see you."
Cynthia langsung naik motor.
---
Pada saat itu, sore hari, Baba mengalami permasalahan yang benar-benar runyam. Iya, pada tanggal 28 September terjadi kerusuhan Ekonomi. Hal ini karena mandeknya ekonomi Indonesia saat itu. Dolar tinggi, dan harga kebutuhan pokok naik. Baba saat itu membaca berita di Kompas, bahwa banyak Pengusaha Tionghoa tidak menggunakan uang hutang dari pemerintah untuk memperbaiki perusahaan perbankan dan perusahaan vital lainnya dan malah membawa lari uang tersebut ke Singapura dan Swiss. Akhirnya, masyarakat Indonesia asli marah pada Tionghoa. Saat itu Mama, Mama Yanti Ho sedang hamil Cynthia. Keluarga Mama Yanti Ho ternyata sudah meninggal habis rumahnya dibakar oleh masyarakat Indonesia asli karena kemarahan para pengusaha tidak bertanggung jawab itu. Mama Yanti Ho menjadi setress.
"Mas, aku denger tadi dari temanku, rumah papi dibakar dan semua meninggal termasuk mami." Dengan nada khawatir Mami Yanti.
"Hah?! (Kaget) Serius dek? Kita harus kesana." Ucap Baba Negoro.
"Jangan dulu mas, bahaya mas. Disana banyak kerusuhan, banyak rumah-rumah dibakar, aku gak mau mas ku tersayang kenapa-kenapa apalagi sampai meninggal dunia." Ucap mamah Yanti Ho
"Astagfirullah, jangan ucap begitu dek. Nek neng Jowo ngomong kui Ora Ilok. Ya sudah kamu ambil air wudhu, kita sholat dan doakan semoga kerusuhan di tempat papi mami selesai, nanti kita berkunjung dan mengurusi pemakaman papi mami." Ucap Baba Negoro
Mamah Yanti Ho mengambil air wudhu kemudian baru Baba Negoro. Baru rakaat ketiga pada sore itu, tiba-tiba
"Aduu sakit !!!!" Mama Yanti berteriak
"Ya allah dek, kamu udah waktunya melahirkan. Ya allah semoga jalan-jalan aman."
Akhirnya Baba Negoro mengantarkan Mamah Yanti Ho ke Rumah Sakit Sentra Medika Darmaga. Baba Negoro mulai menyalakan mesin mobil Suzuki APV. Sampai rumah sakit dan selesai mengurus semuanya, Babah Negoro menelepon ibunya
"Assalamualaikum Bu, Yanti mau melahirkan."
"Serius kamu nak?" Ibu sepertinya tidak percaya
"Serius bu."
"Kamu sekarang ada di rumah sakit mana?"
"Aku di Rumah Sakit Medika Darmaga bu. Aku mohon ibu kesini ya."
Baba Negoro khawatir banget sama Mamah Yanti Ho.
"Iya nak, ibu kesana, ibu tutup telponnya ya, assalamualaikum."
Setelah menelepon Ibu Baba, Baba dipanggil oleh Dokter
"Suami ibu Yanti?" Dokter menoleh ke kanan dan kekiri
Baba menghampiri dokter itu, "Saya dok, bagaimana keadaan istri saya?"
"Silahkan bapak masuk ke ruang bersalin" Dokter mempersilahkan Baba masuk ke ruang bersalin
"Baik dok."
Baba pun masuk ke ruang bersalin. Mama Yanti Ho sudah meringis kesakitan.
"Sepertinya Ibu ini setress, apa benar pak?"
"Iya betul dok, karena papi maminya baru meninggal akibat rumahnya dibakar sama massa di Cakung. Banyak kerusuhan di Cakung."
"Astagfirullah, saya doakan semoga semua baik-baik saja, kerusuhan selesai lah."
"Ibu, ibu sekarang jangan setres." Ucap dokter ke Mama Yanti Ho sambil menenangkan Mamah Yanti Ho.
"Iya dok."
Baba Negoro memegang tangan Mamah Yanti Ho. Persalinan pun semakin sulit karena masih belum bisa terbuka pada saat bukaan ke tiga. Akhirnya dokter memutuskan untuk caesar. Pada saat itu Ibu Baba Negoro datang
"Bagaimana keadaan Yanti, nak?" Ibu cemas
"Keadaan memburuk, saat ini harus operasi caesar bu." Ucap Baba Negoro sambil sedih, bingung, gak tau mau bagaimana.
"Gini aja, ibu ke musholla, ibu sambil berdoa agar persalinan lancar, Yanti dan anak semua sehat, aamiin."
"Aamiin."
Persalinan pun dilakukan secara operasi. Baba Negoro menunggu di ruang operasi. Memakan waktu lama. Sampai 3 jam. Akhirnya dokter keluar
"Selamat pak, anak bapak perempuan, sehat dan sempurna."
"Alhamdulillah, lalu bagaimana keadaan istri saya?"
"Istri bapak saat ini sedang koma, doakan yang terbaik."
Baba Negoro langsung sedih sejadi-jadinya. Baba pun langsung mencari ibu
"Bu, Yanti koma."
"Innalilahi wa innailaihi rajiun, semoga cepat sembuh dan sudah tidak koma lagi, bagaimana anak kamu?"
"Alhamdulillah sehat sempurna, anaknya perempuan."
"Kamu udah liat anakmu?"
"Belum bu, aku kesini sedih banget karena Yanti koma aku mau sholat sama doa dulu bu."
"Ya sudah nak, ibu mau liat cucu ibu."
Ibu pun pergi ke ruang bayi melihat anak Baba, kemudian Baba sholat dan doa agar ada kabar baik dan kesembuhan buat Mamah Yanti Ho. Setelah sholat dan doa, aku pun ke ruang Bayi untuk mengazani bayi Baba.
"Bu, udah liat anak ku?"
"Udah, anaknya cantik."
Baba pun melihat anaknya
"Anaknya cantik bu, kaya ibu kecil. Mana badannya kecil. Aku mau azanin dulu ya."
Setelah aku azanin, ibu pun berkata,
"Kamu rencana mau ngasih nama siapa?"
"Namanya Raden Roro Cynthia Ho Notonegoro, nama yang bagus bu."
"Iya sudah, jika itu jadi nama anak itu."
Setelah berbincang dengan Ibu, Baba melihat ada kepanikan dari wajah dokter yang menangani istri Baba dan Baba pun mengikuti dokter itu ternyata ke ruang dimana istrinya dirawat. Setelah itu dokter keluar
"Atas nama suami Bu Yanti?" Dokter mencari Baba Negoro
"Iya saya dok, bagaimana keadaan istri saya."
"Mohon maaf saya sudah semaksimal mungkin menyelamatkan Ibu Yanti, tapi saya harus menyampaikan kabar buruk, Ibu Yanti meninggal dunia."
Baba pun langsung sedih dan pas ada ibu baba datang
"Apa benar itu dok."
"Iya benar."
Ibu menenangkan Baba. Baba sedih sejadi-jadinya
Setelah itu, Baba mempersiapkan pemakaman untuk istrinya. Baba pun tiba-tiba ingat
"Bu, aku jadi teringat, keluarga Yanti semua meninggal karena kerusuhan di Cakung yang mengincar etnis Tionghoa. Dasar BAJINGAN !!!" Baba Negoro berteriak di Rumah Sakit sampai-sampai pengunjung rumah sakit melihat Baba.
"Innalilahi wa innailaihi rajiun, sabar le sabar." Ibu Baba Negoro menenangkan.
"Aku ga bisa sabar bu, karena dia,, Yanti stress, jadi begini bu, aku sumpahin yang membakar rumah papi mami Yanti hidupnya tidak tenang, blangsak terus, dan menderita dunia akhirat."
"Sudah le, sekarang waktunya kita berdoa, semoga Yanti, papi maminya diterima di sisi Allah dan Tuhan. Padahal Papi Maminya orang baik, namun takdir berkata lain."
"Benar bu, tapi gak harus gini bu." Baba nangis sejadinya. Ibu Baba menenangkan Baba. Kemudian Ibu Baba mengingatkan Baba untuk menyelesaikan pemakaman Yanti.
Malam itu berjalan benar-benar menyedihkan. Karena Mama Yanti Ho harus meninggal karena meninggalnya papi maminya yang itu semua karena massa brengsek. Padahal yang berulah para-para pengusaha Tionhoa yang bersengkongkol sama pemerintah, tapi dalam hati Baba Negoro berbicara, kenapa yang diincar bukan PIK? Kenapa? Baba Negoro gak habis pikir. Padahal banyak para cukong tinggal disana. Sedangkan papi mami cuma pedagang grosir biasa, boro-boro ada baking pemerintah. Setelah mayat Mama Ho tiba di rumah Baba Negoro di Purri Araya, Baba Negoro mulai mempersiapkan semuanya. Dimulai dari kain kafan, sampai memandikan, dan juga menyolatkan. Setelah semua selesai, pemakaman akan dilakukan di TPU Ciherang.
Pemakaman telah selesai. Baba Negoro mempersiapkan doa-doa sampai 7 harian. Namun, Baba Negoro mengatakan kepada ibu,
"Bu, aku besok mau ke rumah papi mami, aku mau mengurusi kremasi papi mami."
"Lho, disana gak ada keluarga dari papi mami Yanti, apa mungkin kakak papi mami atau adik?" Ibu bertanya
"Ada bu."
"Terus, ngapain kesana? Kan udah ada yang ngurusi, yang penting 7 harian."
"Gini bu, kan aku anak mantu dari papi mami, masa aku ga datang kremasi? Apalagi mereka sampai saat ini belum tau kalau Yanti sudah tiada."
"Oh iya, ada benarnya kamu, ya sudah, masalah 7 harian biar ibu yang ngurus. Anakmu kapan bisa dibawa ke rumah?"
"Paling besok."
"Apa? Besok??" Ibu kaget
"Iya bu, kenapa?"
"Gini le, kowe kan baru saja ke tempat orang meninggal, lebih baik besok biar ibu ambil gimana?"
"Ya sudah, gak masalah bu, makasih banyak ya bu, aku sayang ibu."
Setelahj sholat Isya 7 harian pun dimulai, setelah selesai pukul 20.00, Baba Negoro pun tidur untuk besok pagi bisa berangkat ke Cakung untuk mengurusi kremasi papi mami Mamah Yanti Ho.
---
Pagi pukul 3 Baba Negoro telah bangun. Baba awali Sholat Tahajjud, Mandi, Makan, kemudian berangkat ke Cakung, khawatir jika setelah shubuh berangkat, macet.
"Bu, aku berangkat ya."
"Lho gak shubuhan disek toh nak?"
"Aku mengko, neng rest area ae bu."
"Oh yo wis, mumpung belum macet."
Baba pun mempersiapkan bekal-bekal seperti makanan, minuma, kemudian aku cek saldo e-moneyku di HP Vivo yang kebetulan ada NFC. Setelah siap, Baba panaskan mobil Suzuki APV Baba dan kemudian mengeluarkan mobil dari garasi, lalu Baba turun dari mobil untuk menutup pagar dan cium tangan dengan Ibu Baba.
"Bu aku berangkat" cium tangan
"Assalamualaikum." Ucapku
"Waalaikumsalam, hati-hati nak, jangan ngebut."
Aku pun berangkat. Sekitar pukul 5 pagi aku sempatkan ke rest area Toll Jagorawi untuk sholat shubuh. Setelah Sholat Shubuh, ku lanjutkan perjalanan.
Pukul 6.30 pagi aku sampai Cakung dan aku melihat rumah papi mami yang sudah hangus. Disitu juga sudah ada om Hary, Om Ho Ong, dan Tante Lidia.
"Selamat pagi om dan tante."
"Pagi", Om Harry, Om Ho Ong dan Tante Lidia menjawab
"Bagaimana ini semua bisa terjadi"
Om Harry menjawab, "Ini semua karena para perusuh BAJINGAN ! ANJING ! Bisa-bisanya mereka mau disuruh oleh para penguasa itu."
Om Ho menenangkan, "Sudahlah ry, oh ya Yanti kemana Ro?"
"hhhmm,," air mata mengalir, "gini, Yanti sudah berpulang."
"Apa?! Berpulang?" Tante Lidia kaget
"Jangan bercanda kamu Ro." Om Ho tidak percaya
"Betul om, tante."
"Kapan meninggalnya? Kok gak ngabari kami?"
"Maaf om, tante, bukannya tidak mau mengabari, tapi pada saat itu aku juga bingung. Yanti meninggal kemarin dan sudah dimakamkan kemarin."
"Gila kau, harusnya kau kabari kami!" Om Harry marah kepada Baba Negoro.
"Maaf om."
"Oh ya, ponakan tante bagaimana, sehat?"
"Alhamdulilah sehat tante, sempurna."
"Syukurlah." Tante Lidia berkata dengan lega
"Sudah...sudah, ayo kita selesaikan dulu makam papi mamimu Ro." ucap Om Ho
Setelah itu aku bersama Om Harry, Om Ho dan Tante Lidia ke Krematorium Heaven Jakarta. Setelah selesai krematorium aku balik ke Bogor. Sebelum balik, Tante Lidia menghampiriku
"Goro, sini"
"Iya tante, ada apa?"
"Rencana minggu tante sama om William mau nengok anakmu, kamu ada di rumah?"
"Ada tante."
"Oke, nanti tante kabari."
Setelah Baba mengobrol dengan tante Lidia. Aku pun balik. Karena Baba penasaran, Baba melewati jalur non tol. Baba melihat di jalan-jalan daerah Jalan Arteri Kelapa Gading sampai Jalan Pahlawan Revolusi banyak mobil terbakar. Karena bosan, Baba menyalakan radio. Baba menyetel radio Elshinta. Sepanjang perjalanan, Baba sedih sampai-sampai air mata tumpah melihat keadaan Indonesia rusuh yang sangat parah. Sampai di dalam hati Baba,
"Kenapa Indonesia begini? Seharusnya Bhinekka Tunggal Ika menjadi pedoman, kok begini? Semua hancur, warga Tionghoa mati sia-sia, sampai-sampai istriku mati. Memang, istriku tidak mengalami, tapi karena stress istriku jadi meninggal, BANGSAT ! BAJINGAN !"
Pukul 4 sore sudah sampai rumah. Baba pun masuk rumah, dan melihat anak Baba, Cynthia sudah pulang ke rumah.
"Bu, ini Cynthia?"
"Iya, ini anak kamu."
"Aku gendong ya."
"Jangan! Mandi dulu. Baju-baju kotorkan semua." Ucap ibu
Aku pun mandi kemudian setelah mandi aku ingin menggendong Cynthia.
"Wah kamu sudah cocok menjadi ayah."
"Tapi..." Aku bergumam
"Tapi kenapa?" Ibu heran.
"Dia lahir tanpa Ibunya, Yanti bu, Aku jadi Duda dengan merawat seorang anak, apa aku sanggup? Sedangkan aku juga kerja bu."
"Sudah. Ibu mulai sekarang tinggal di rumah mu merawat Cynthia."
"Serius bu?" Aku terkejut.
"Ibu Serius."
"Aku gak merepotkan ibu? Ibu kan sudah tua, harusnya ibu istirahat tapi malah merawat bayi."
'Iya tidak apa-apa, yang penting kamu carikan ART buat bantu-bantu ibu."
Baba Negoro dari raut wajahnya terlihat sangat senang. Baba Negoro mencarikan ART Pria di Lumajang, kenalan teman Baba di Kantor.
Akhirnya Cynthia besar bersama Ibu Baba dan Baba Negoro juga ART Pria bernama Paijo.
$$$
Penasaran kisah selannjutnya? Yuk klik disini
Komentar
Posting Komentar