Cahaya memerah
Siap ku mencari secerca ilmu
Di putih biru
Hingga senja muncul
Dikala itu
Ku melihat
Sesuatu yang aneh
Rasa yang tak mampu diungkapkan kata-kata
Penasaran menjadi-jadi
Hingga keberanian ini
Membuat berkenalan dengannya
Lalu ku tanyakan nomor WhatAppnya
Terjalin indah ku dengannya
Saling menyayangi
Saling melengkapi
Saling menerima apa adanya
Setelah beberapa lewat waktu
Terjalani tuntas
Pencarian ilmu hingga tingkat menengah atas
Bahagia terasa
Lalu....
Ku coba mendaftar
Sekolah baret hijau
Sekolah yang sudah diidamkan
Bahagia makin lengkap
Diterimalah aku di sekolah baret hijau
Berangkatlah ke magelang
Ku jalani hari demi hari
Dan bahagia menjadi-jadi
Lulus dengan Adhi Makayasa
Sungguh ini karunia
Orangtua pun terharu
Namun...
Ada sesuatu yang membuat sedih
Selama sekolah baret hijau
Tak tahu kabarnya
Yang membuatku saling menerima, menyayangi serta melengkapiku
Ku hilang kontak
Terakhir ketika perpisahan
Ku masih dapat bertemu dengannya
Berbincang-bincang dengan rangkaian kata indah
Dan akhirnya
Ku ditugaskan ke pulau dewata
Sebagai tempat pertama
Setelah lulus sekolah baret hijau
Di sebuah taman
Dekat kantor koramil
Ku bertemu sang melati
Ku sapa dia
Dia pun menengok
Lalu mengajak berbincang di taman itu
Hingga hubungan itu terjalin kembali
Di keindahan taman
Sedih terasa
Setelah seribu delapan pulu hari
Ku bertugas di Pulau Dewata
Keelokan alam dan dapat terjalin kembali ku padamu
Negara memanggil
Berangkatlah ke pulau cendrawasih
Aku harus mempertahankan negara ini
Sama halnya mempertahankanmu
Seribu empat ratus empat puluh hari
Terlewat sudah
Negara terkendali
Aku pun kembali ke pulau Dewata
Aku pun langsung bertemu dengannnya
Di taman dekat kantor koramil
Meskpun kantorku sudah tak disitu
Tapi kenanganku akan tetap disitu
Hari demi hari bulan demi bulan
Aku pun mantap
Untuk meminangnya
Untuk memiliki hingga maut memisahkan
Hari dinanti telah tiba
Meminang dirimu
Bahagia terasa
Tak terucap oleh kata-kata
Ijab kabul pun dimulai
Sampai ku mengucapkan saya terima nikahnya
Pelatuk pun meluncur
Menembus otak
Sontak kagetlah pengunjung
Kacau sudah hari itu
Bubarlah hari peminangan
Di hari itu pula nyawa telah pergi
Sedih dan hanyut dalam kalut mendung
Namun percayalah
Cintaku padamu tak hanya di dunia
Di kehidupan sana ku tetap mencintainya
Dan diketemukanlah
Pelaku pelatuk tersebut
Kagetlah semua
Pelaku tersebut adalah sahabat baret hijau
Sahabat baret hijau yang merupakan musuh nyata
Akibat irinya dia denganku
Aku menjadi pemimpin sedangkan dia tidak
Siap ku mencari secerca ilmu
Di putih biru
Hingga senja muncul
Dikala itu
Ku melihat
Sesuatu yang aneh
Rasa yang tak mampu diungkapkan kata-kata
Penasaran menjadi-jadi
Hingga keberanian ini
Membuat berkenalan dengannya
Lalu ku tanyakan nomor WhatAppnya
Terjalin indah ku dengannya
Saling menyayangi
Saling melengkapi
Saling menerima apa adanya
Setelah beberapa lewat waktu
Terjalani tuntas
Pencarian ilmu hingga tingkat menengah atas
Bahagia terasa
Lalu....
Ku coba mendaftar
Sekolah baret hijau
Sekolah yang sudah diidamkan
Bahagia makin lengkap
Diterimalah aku di sekolah baret hijau
Berangkatlah ke magelang
Ku jalani hari demi hari
Dan bahagia menjadi-jadi
Lulus dengan Adhi Makayasa
Sungguh ini karunia
Orangtua pun terharu
Namun...
Ada sesuatu yang membuat sedih
Selama sekolah baret hijau
Tak tahu kabarnya
Yang membuatku saling menerima, menyayangi serta melengkapiku
Ku hilang kontak
Terakhir ketika perpisahan
Ku masih dapat bertemu dengannya
Berbincang-bincang dengan rangkaian kata indah
Dan akhirnya
Ku ditugaskan ke pulau dewata
Sebagai tempat pertama
Setelah lulus sekolah baret hijau
Di sebuah taman
Dekat kantor koramil
Ku bertemu sang melati
Ku sapa dia
Dia pun menengok
Lalu mengajak berbincang di taman itu
Hingga hubungan itu terjalin kembali
Di keindahan taman
Sedih terasa
Setelah seribu delapan pulu hari
Ku bertugas di Pulau Dewata
Keelokan alam dan dapat terjalin kembali ku padamu
Negara memanggil
Berangkatlah ke pulau cendrawasih
Aku harus mempertahankan negara ini
Sama halnya mempertahankanmu
Seribu empat ratus empat puluh hari
Terlewat sudah
Negara terkendali
Aku pun kembali ke pulau Dewata
Aku pun langsung bertemu dengannnya
Di taman dekat kantor koramil
Meskpun kantorku sudah tak disitu
Tapi kenanganku akan tetap disitu
Hari demi hari bulan demi bulan
Aku pun mantap
Untuk meminangnya
Untuk memiliki hingga maut memisahkan
Hari dinanti telah tiba
Meminang dirimu
Bahagia terasa
Tak terucap oleh kata-kata
Ijab kabul pun dimulai
Sampai ku mengucapkan saya terima nikahnya
Pelatuk pun meluncur
Menembus otak
Sontak kagetlah pengunjung
Kacau sudah hari itu
Bubarlah hari peminangan
Di hari itu pula nyawa telah pergi
Sedih dan hanyut dalam kalut mendung
Namun percayalah
Cintaku padamu tak hanya di dunia
Di kehidupan sana ku tetap mencintainya
Dan diketemukanlah
Pelaku pelatuk tersebut
Kagetlah semua
Pelaku tersebut adalah sahabat baret hijau
Sahabat baret hijau yang merupakan musuh nyata
Akibat irinya dia denganku
Aku menjadi pemimpin sedangkan dia tidak
Komentar
Posting Komentar